Selasa, 06 Desember 2016

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS UMUM DI KABUPATEN SUMEDANG BERBASIS WEB

Bappeda adalah badan atau lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok membantu bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah termasuk di dalamnya pemetaan fasilitas umum. Pengelolaan data fasilitas umum di sana belum berbasis database sehingga pengelolaan data bersifat statis, kurang terpusat, dan data tersebar dalam dokumen-dokumen terpisah. Data fasilitas umum juga belum memiliki koordinat geografi sehingga lokasi-lokasinya tidak bisa diketahui dengan pasti. Akibatnya pemantauan dan perencanaan pembangunan tidak bisa dilakukan secara maksimal. Sistem informasi geografis menjadi solusi dalam permasalahan ini, karena sistem informasi geografis merupakan suatu sistem yang mengandung data atribut dan data spasial dalam basis datanya. Metode yang digunakan dalam proses pembangunan sistem informasi geografis pemetaan fasilitas umum di Kabupaten Sumedang ini mengadopsi model waterfall. Pendekatan analisis menggunakan metode analisis terstruktur. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam penelitian ini adalah PHP dengan database MySQL. Sedangkan untuk pemetaan fasilitas umum diimplementasikan dengan Google Maps. Berdasarkan hasil pengujian, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem ini dapat membantu pengelolaan data fasilitas umum dengan pengelolaan data berbasis database, mempermudah pemantauan fasilitas umum sehingga perawatannya bisa maksimal serta bisa menampilkan status dan memberikan rekomendasi pembangunan yang tepat.

Fasilitas umum yang sudah ada dipantau (dimonitor) agar keadaannya selalu terawat. Pemantauan juga berguna untuk melihat persebaran fasilitas umum secara keseluruhan. Karena saat ini data fasilitas umum belum memiliki koordinat geografi, lokasi-lokasinya tidak bisa diketahui dengan pasti sehingga dalam pemantauan dan pemeliharaan fasilitas umum tidak bisa dilakukan secara maksimal. Ini bisa berakibat fatal saat ada salah satu fasilitas umum yang mengalami kerusakan tetapi tidak terpantau di peta, pembuatan rekomendasi perbaikan untuk fasilitas umum tersebut akan terlambat.   Perencanaan pembangunan diprioritaskan pada wilayah (dalam hal ini kecamatan) yang status pembangunan fasilitas umumnya kurang. Pembangunan dikatakan kurang jika suatu kecamatan memiliki fasilitas umum di bawah jumlah minimal yang telah ditentukan. Setelah itu ditentukan lokasi pembangunan yang tepat, dengan mempertimbangkan jarak antar fasilitas umum serta pengaruhnya terhadap  fasilitas umum lain. Karena lokasi fasilitas umum tidak diketahui dengan pasti, membutuhkan waktu yang lama ketika melakukan perencanaan pembangunan fasilitas umum. Setiap wilayah harus dianalisis satu per satu untuk melihat fasilitas umum apa saja yang belum ada di setiap wilayahnya. Ketidaktepatan analisis bisa mengakibatkan pembangunan yang tidak merata. Cakupan wilayah yang luas juga membuat proses perencanaan pembangunan ini semakin memakan banyak waktu.
Dari permasalahan inilah timbullah inisiatif dari pihak Bapedda untuk membangun Sistem Informasi Geografis Pemetaan Fasilitas Umum di Kabupaten Sumedang Berbasis Web. Dengan sistem informasi geografis ini, diharapkan bisa menyelesaikan masalah yang dialami staf Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup di Bidang Fisik Bappeda. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu mempermudah staf Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dalam mengelola data fasilitas umum dengan pengelolaan data berbasis database.
2. Membuat sistem informasi geografis yang bisa memantau keadaan fasilitas umum yang sudah ada sehingga perawatannya bisa maksimal.
3. Membuat sistem informasi geografis yang bisa menampilkan status fasilitas umum yang ada serta memberikan rekomendasi pembangunan yang tepat.
Model proses pembangunan perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan perangkat lunak pada penelitian ini adalah model proses waterfall. Model proses ini terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
1. Rekayasa kebutuhan
2. Analisis Sistem
3. Perancangan sistem
4. Implementasi sistem
5. Pengujian sistem
6. Pemeliharaan sistem.
Tentunya model proses ini disesuaikan dengan fakta dan kebutuhan yang ada pada penelitian ini.

Perancangan Sistem    
Peracangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
1. Perancangan basis data. Pada tahap ini dilakukan pembentukan skema dan diagram relasi beserta struktur tabel berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan.
2. Perancangan arsitektural perangkat lunak. Pada tahap ini dilakukan pembentukan struktur menu, antarmuka perangkat lunak, pesan, dan jaringan semantik yang digunakan di dalam sistem.
3. Perancangan prosedural. Pada tahap ini dilakukan identifikasi alur proses yang akan diadopsi ke dalam perangkat lunak yang akan dibangun.
Setiap proses atau tahapan yang dilakukan dalam perancangan sistem mempunyai hasil-hasil yang berguna pada tahap implementasi sistem. Pada tahap perancangan basis data didapatkan hasil berupa 11 buah tabel yang sesuai dengan jumlah entitas yang didapat pada tahap analisis data.Hasil yang didapat dari perancangan arsitektural perangkat lunak terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Hasil perancangan struktur menu berupa dua buah struktur menu, yaitu struktur menu admin dan struktur menu  stakeholder. Jumlah dan poin akses dari setiap struktur menu sudah disesuaikan dengan analisis kebutuhan perangkat pikir.
2. Hasil perancangan antarmuka perangkat lunak berupa 44 buah halaman web yang
terbagi menjadi dua tipe yaitu antarmuka admin dan antarmuka  stakeholder. Perancangan antarmuka ini disesuaikan untuk antarmuka website (sesuai dengan kebutuhan non fungsional dengan kode SKPL-NF-001.
3. Hasil perancangan pesan berupa 14 buah pesan yang terbagi menjadi 12 buah pesan untuk admin dan 2 buah pesan untuk stakeholder. Pesan yang digunakan tidakhanya berasal dari hasil perancangan pada penelitian ini tetapi juga terdapat pesan yang berasal dari google maps API sehingga tidak perlu dilakukan perancangan pesan untuk kasus tersebut.
4. Hasil perancangan jaringan semantik berupa 2 buah jaringan semantik sesuai dengan jumlah jenis pengguna. Jaringan semantik ini menggambarkan alur antarmuka dan pesan yang bisa diakses oleh masing-masing jenis pengguna.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, A. M. dan R. Efendi. 2012. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Fasilitas Umum Di Kabupaten Sumedang Berbasis Web. Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika (Komputa). 1(2) : 71-78

Jurnal terlampir di sini: Jurnal Tugas SIG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar